TOKYO (AFP) – Ribuan orang telah menandatangani petisi online menentang rencana pembongkaran dua bangunan awal abad ke-20 yang tetap utuh setelah bom atom Hiroshima menghancurkan kota Jepang.
Seorang pejabat pemerintah setempat mengkonfirmasi kepada AFP pada hari Selasa (17 Desember) bahwa mereka telah menerima petisi yang ditandatangani oleh 12.000 warga yang menyerukan pelestarian bangunan yang berdiri 2,7 km dari ledakan 1945.
Bangunan bata merah tiga lantai adalah bagian dari kelompok empat yang dibangun pada tahun 1913 dan digunakan untuk memproduksi seragam militer Jepang.
Pemeriksaan gempa rutin dua tahun lalu mengungkapkan bahwa mereka tidak akan tahan terhadap getaran kuat.
“Tidak ada pilihan bagi kami untuk tidak mengambil tindakan apa pun karena keruntuhan dapat melukai penduduk di lingkungan itu,” kata pejabat itu, yang menolak menyebutkan namanya.
Pemerintah daerah memiliki tiga dari kelompok empat bangunan dan pemerintah nasional memiliki properti yang tersisa.
Melestarikan dan memperkuat ketiga bangunan yang dimiliki oleh pemerintah daerah akan menelan biaya 8,4 miliar yen (S $ 103,8 juta), mereka memperkirakan.
Mereka mengusulkan untuk menghancurkan dua bangunan dan memperkuat sisa yang mereka miliki, dengan perkiraan biaya yang lebih rendah antara 1,4 miliar yen dan 3,1 miliar yen.
Tapi ini terbukti tidak populer secara lokal, dengan petisi online sekarang menarik hampir 15.000 tanda tangan.