Semakin banyak bukti perubahan iklim mempengaruhi kesehatan mental secara langsung, tidak langsung: WHO

Ada semakin banyak bukti bahwa perubahan iklim semakin memiliki dampak yang lebih kuat dan lebih tahan lama pada manusia, dan ini dapat secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi kesehatan mental dan kesejahteraan psikososial mereka, sebuah laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang baru mengatakan.

Selain itu, kelompok-kelompok tertentu telah ditemukan secara tidak proporsional berisiko dari bahaya terkait perubahan iklim, terutama orang-orang dengan kondisi kesehatan mental dan disabilitas yang sudah ada sebelumnya, tambah laporan itu.

Oleh karena itu, pertimbangan perubahan iklim harus menjadi bagian dari kebijakan dan program untuk kesehatan mental, dan negara-negara harus mengatasi kesenjangan besar yang ada dalam pendanaan untuk kesehatan mental dan dukungan psikososial (MHPSS).

Ini dapat mengambil bentuk mengintegrasikan parameter kesehatan mental ke dalam agenda penelitian nasional tentang perubahan iklim dan juga dengan meningkatkan pendanaan untuk dukungan kesehatan mental, karena kesehatan mental saat ini menerima kurang dari 1 persen bantuan internasional untuk kesehatan.

Laporan itu mengatakan: “Mengingat dampak manusia dari perubahan iklim, kesehatan mental dan kesejahteraan psikososial perlu menjadi salah satu fokus utama aksi iklim. Ini adalah satu-satunya cara untuk mencapai keadilan bagi semua orang yang terkena dampak.”

Ringkasan kebijakan 12 halaman dirilis oleh WHO pada hari Jumat (3 Juni) selama konferensi Stockholm + 50 dan untuk menandai Hari Lingkungan Hidup Sedunia, yang jatuh pada hari Minggu.

Konferensi Stockholm+50 diselenggarakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memperingati 50 tahun aksi global menuju mitigasi perubahan iklim.

Selain menyoroti perlunya menjadikan perubahan iklim sebagai pertimbangan utama dalam intervensi terkait kesehatan mental, WHO juga mendesak negara-negara untuk mengintegrasikan kesehatan mental ke dalam komitmen global yang sudah ada sebelumnya.

Misalnya, salah satu dari 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) – yang ditetapkan untuk dunia oleh PBB pada tahun 2015 – bertujuan untuk kesehatan dan kesejahteraan global yang baik.

WHO menegaskan bahwa memprioritaskan kesehatan mental harus dimasukkan dalam tujuan ini sebagai bagian dari komitmen global terhadap kesehatan yang baik.

“Banyak yang dapat dicapai dengan mengintegrasikan MHPSS dalam konteks perubahan iklim dengan mendukung dan membangun kesepakatan global yang ada,” tambah WHO.

Terakhir, WHO mengatakan bahwa pemerintah harus memprioritaskan membangun ketahanan kesehatan mental di tingkat masyarakat.

Investasi semacam itu menciptakan peluang bagi individu untuk menjadi peserta aktif dalam meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan individu dan kolektif, dibandingkan dengan penerima bantuan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Proudly powered by WordPress | Theme: Cute Blog by Crimson Themes.